Oleh: Veronica Adev Jacia (Mahasiswa Psikologi Unimma Angkatan 2024)

Judul Buku: Psikologi Agama dan Spiritualitas: Memahami Perilaku Beragama dalam Perspektif Psikologi
Penulis: Prof. Dr. H. Endin Nasrudin, Drs., M.Si. dan Dr. Ujam Jaenudin, Drs., M.Si.
Penerbit: Lagood’s Publishing
Tempat Terbit: Indonesia
Edisi: Cetakan Pertama, September 2021
Jumlah Halaman: xii + 217
ISBN: 978-602-52294-9-7

Buku Psikologi Agama dan Spiritualitas adalah sebuah karya yang mencoba membuka wawasan tentang bagaimana agama dan spiritualitas mempengaruhi perilaku manusia. Ditulis oleh Prof. Dr. H. Endin Nasrudin dan Dr. Ujam Jaenudin, buku ini mengusung perspektif psikologi untuk memandang fenomena keberagamaan yang sering kali dianggap sebagai sesuatu yang hanya bersifat teologis. Melalui pendekatan psikologi agama, buku ini menawarkan pemahaman yang lebih dalam tentang keterkaitan antara perilaku keagamaan dengan faktor-faktor psikologis yang mempengaruhinya.

Keberadaan buku ini sangat relevan dalam memberikan perspektif yang lebih ilmiah dan rasional mengenai perilaku beragama, khususnya dalam konteks psikologi yang dapat dipelajari dengan pendekatan yang lebih objektif dan empiris. Buku ini mengajak pembaca untuk melihat agama tidak hanya sebagai sebuah keyakinan yang diterima tanpa pertanyaan, tetapi juga sebagai sebuah fenomena psikologis yang mempengaruhi kehidupan individu dan komunitas. Secara keseluruhan, buku ini bertujuan untuk memperkenalkan psikologi agama sebagai bidang kajian yang memadai untuk memahami perilaku beragama dengan cara yang lebih mendalam dan terstruktur.

Bab pertama buku ini mengajak pembaca untuk memahami apa itu psikologi agama dengan menjelaskan pengertian dasar psikologi dan agama secara terpisah. Menurut penulis, psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental manusia, sedangkan agama lebih berkaitan dengan sistem keyakinan dan tindakan manusia yang berhubungan dengan kekuatan atau kekuasaan yang lebih tinggi. Psikologi agama, menurut buku ini, merupakan penyatuan dari kedua bidang ilmu tersebut yang berfokus pada bagaimana agama mempengaruhi perilaku dan kondisi psikologis individu.

Penulis menekankan bahwa meskipun agama sering dianggap sebagai sesuatu yang berada di luar ranah empiris dan objektif, namun perilaku beragama yang tampak pada individu dan kelompok dapat dianalisis secara psikologis. Oleh karena itu, untuk memahami psikologi agama, perlu dilihat bagaimana agama mempengaruhi aspek-aspek kejiwaan, seperti keyakinan, perilaku, dan pengalaman subyektif seseorang. Bab ini memberikan landasan teoritis yang kuat tentang pentingnya perspektif psikologi dalam kajian agama.

Bab kedua lebih fokus pada konsep spiritualitas dalam psikologi agama. Di sini, penulis membedakan antara religiusitas dan spiritualitas, dua konsep yang sering kali dianggap serupa namun memiliki perbedaan yang mendalam. Spiritualitas, menurut penulis, lebih mengarah pada pengalaman batin dan pencarian makna hidup yang melibatkan hubungan pribadi dengan Tuhan atau kekuatan transenden lainnya. Sementara religiusitas lebih mengarah pada pengamalan ajaran agama yang terstruktur, baik dalam praktik ibadah maupun aturan-aturan yang ditetapkan oleh komunitas agama.

Pentingnya spiritualitas dalam psikologi agama ditekankan melalui pembahasan tentang bagaimana pencarian makna hidup ini tidak hanya dipengaruhi oleh ajaran agama tetapi juga oleh kondisi psikologis individu yang bersangkutan. Buku ini menjelaskan bagaimana spiritualitas menjadi elemen yang sangat penting dalam pembentukan identitas dan kesejahteraan psikologis individu. Oleh karena itu, spiritualitas bukan hanya sebuah pengalaman religius tetapi juga pengalaman psikologis yang memberikan dampak besar terhadap cara seseorang menghadapi kehidupan.

Pada bab ketiga, penulis mengulas tentang berbagai metode yang digunakan dalam penelitian psikologi agama. Metode-metode ini bertujuan untuk mengukur dan mengamati gejala-gejala keagamaan dalam konteks psikologi yang lebih sistematis. Penulis juga menyarankan pendekatan multidisipliner dalam mengkaji psikologi agama, mengingat kompleksitas interaksi antara agama dan psikologi yang tidak dapat dipahami hanya dari satu sudut pandang.

Buku ini menguraikan beberapa teknik pengukuran religiusitas yang sering digunakan dalam penelitian psikologi agama, seperti skala religiusitas dan analisis tingkah laku keagamaan. Penulis juga menyentuh tentang pentingnya mempertimbangkan aspek etika dalam penelitian psikologi agama, terutama terkait dengan masalah sensitivitas budaya dan keyakinan individu.

Buku ini kemudian melanjutkan pembahasan dengan mengangkat urgensi agama dalam kehidupan sosial. Bab ini mengulas bagaimana agama tidak hanya berperan dalam kehidupan individu, tetapi juga dalam kehidupan sosial yang lebih luas. Penulis berpendapat bahwa agama memberikan dasar moral dan nilai yang mengatur hubungan antar individu dalam masyarakat. Agama, menurut buku ini, memiliki peran penting dalam menciptakan ketertiban sosial dan mengarahkan umat manusia untuk hidup dalam keharmonisan.

Agama memberikan petunjuk bagi umat manusia dalam memahami tujuan hidup, hakikat penderitaan, dan keberadaan Tuhan. Oleh karena itu, pemahaman yang benar terhadap agama sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan sejahtera. Penulis juga menekankan bahwa konflik sosial yang sering terjadi dalam masyarakat tidak jarang disebabkan oleh pemahaman agama yang salah atau manipulasi ajaran agama untuk kepentingan tertentu.

Pada bab lima, penulis menjelaskan tentang bagaimana faktor lingkungan, seperti keluarga, pendidikan, dan komunitas, mempengaruhi perkembangan agama pada individu. Buku ini mengulas perkembangan agama dari masa kanak-kanak hingga lanjut usia, dengan menyoroti faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan seseorang pada setiap tahap kehidupannya.

Penulis juga membahas pentingnya pendidikan agama dalam membentuk keyakinan anak-anak dan remaja, serta peran lingkungan sosial dalam mengembangkan pemahaman agama yang lebih matang pada usia dewasa. Bab ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana agama berkembang dalam konteks sosial dan budaya yang melingkupi individu.

Bab terakhir ini membahas berbagai masalah yang sering muncul dalam kajian psikologi agama, termasuk konversi agama, penyimpangan dalam beragama, dan masalah psikologis yang terkait dengan pengalaman religius. Penulis mengidentifikasi berbagai faktor yang dapat mempengaruhi perilaku beragama seseorang, seperti trauma, konflik internal, dan ketegangan sosial. Buku ini juga menyarankan bahwa pemahaman yang baik terhadap psikologi agama dapat membantu individu dalam mengatasi masalah-masalah psikologis yang timbul akibat keyakinan agama yang tidak sehat.

Buku Psikologi Agama dan Spiritualitas karya Ujam Jaenudin dan Endin Nasrudin memberikan wawasan yang mendalam mengenai hubungan antara agama, spiritualitas, dan psikologi. Buku ini menyarankan bahwa pemahaman tentang perilaku beragama tidak hanya bisa dilihat dari sudut pandang teologis atau sosial semata, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek psikologis yang mendalam. Agama, dalam perspektif psikologi, tidak hanya berfungsi sebagai sistem keyakinan, tetapi juga sebagai pengaruh yang membentuk cara berpikir, perasaan, dan perilaku seseorang. Sebagai penutup, kita bisa merenungkan ungkapan yang terdapat dalam buku ini:
“Beragama dengan baik, tidak cukup dengan pengamalan, tapi juga membutuhkan pengalaman. Pengamalan ajaran yang tidak diiringi dengan pengalaman subjektif keagamaan, adalah beragama tanpa makna. Agama pasti mengajarkan kebaikan. Jika perilaku umatnya masih buruk atau jahat, maka dapat dipastikan pemahamannya yang salah, atau kejiwaannya yang terganggu.”

[/et_pb_text][/et_pb_column] [/et_pb_row] [/et_pb_section]